Malam laialtul qadar merupakan malam di turukannya
al-Quran yang menjadi pedoman bagi umat islam. Malam lailatul qadar merupakan
malam yang di tunggu-tunggu oleh umat islam karena pada malam ini terdapat
berbagai kelebihan diantara kelebihannya adalah mala mini lebih baik dari pada
seribu bulan seperti yang di jelaskan dalam surat Al-Qadr. Malam lailatul qadar juga di juluki
malam pengampunan, sehingga istri nabi Aisyah radiallahu ‘anha pernah bertanya
kepada Rasulullah SAW tentang doa apa yang paling baik untuk di baca ketiaka
malam lailatu qadar
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا
أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ
فَاعْفُ عَنِّي
Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam
merupakan lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di malam itu? Beliau
menjawab: Ucapkanlah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFFA FA’FU ‘ANNA…
(HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi
3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi
dalam Syua’bul Iman 3426. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani). Sumber: https://konsultasisyariah.com/13225-doa-ketika-lailatul-qadar.html
Pada malam lailatu qadar pula diturunkan Surah
pertama oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW yaitu surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
Selain sebagai malam ampunan dan malam di
turunkannya al-Quran, malam lailatul qadar juga bisa menjadi momentum untuk kita mentadabburi bagaimana
pentingnya ilmu bagi umat islam. Hal ini dapat kita lihat dari dari Surah
pertama yang diturun oleh Allah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang ayat
pertamanya berbunyi :
خَلَقَ الَّذِي رَبِّكَ بِاسْمِ اقْرَأْ
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
Jika direnungkan dan di tadabburi betapa luar biasa
kandungan dalam ayat ini. Allah memerintakan umat islam pertama kali untuk
membaca atau bisa dikatakan untuk menuntut ilmu, meneliti (dalam arti luasnya).
Kenapa harus dengan membaca atau menuntut ilmu atau meneliti ?
Ketahuilah bahwa dengan membaca, dengan meneliti,
dengan menuntut ilmu seseorang ataupun ummat (kaum) akan di tinggikan
derajatnya di bandingkan dengan orang yang lalai, yang hanya berbuat sia-sia,
yang hanya tidur. Allah berfirman dalam surah Al-Mujaadilah ayat 11:
“Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(Q.S. al-Mujaadilah: 11)
Dari ayat tersebut memberi kita kabar bahwa Allah mengangkan
derajat orang-orang yang menuntut ilmu tanpa terkecuali, seperti hal nya orang-orang
kafir di zaman sekarang, mereka tetap diangkat derajatnnya dengan ilmu yang
telah mereka pelajari bahkan ilmu tersebut membimbing mereka untuk memeluk
islam. Sedangkan sebahagian umat islam sendiri enggan menuntut ilmu setelah jelas
ayat ang diturunkan Oleh Allah mengenai keutamaan menuntut ilmu
Taukah anda bahwa kata tentang ilmu itu 779 kali di
ulang oleh Allah SWT didalam al-Quranul kariim, dan kata tersebut merupakan
kata terbanyak setelah kata Allah.
Seorang muslimin tidak akan bebenar-benar tau Rabb
nya yaitu Allah kecuali setelah mereka menuntut ilmu.
Nabi Sulaiman A.S ditinggiakan derajatnya oleh Allah
SWT dengan ilmunya, diantara ilmu beliau adalah menguasai semua bahasa makhuk di
dunia ini, begitupula salah seorang ummat nabi Sulaiman ditinggikan derajatnya
oleh Allah dijelaskan didalam al-Quran surah an-Namlu ayat 38-40:
“Hai
pembesar-pembesar siapakah diantar kamu sekelian sanggup membawa singgahsananya
kepada ku sebelum mereka datang kepada ku sebagai orang-orang yang berserah
diri.”
“Berkata Ifrit
(yang cerdik) itu dari golongan jin, aku akan datang kepada ku dengan membawa
singgahsana itu kepada mu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercayai.
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab; “Aku akan membawa
singgahsana itu kepada mu sebelum matamu berkedip.”
“Maka tatkala
Sulaiman melihat singgahsana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata; “Ini
termasuk kurniaan Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya) . Dan barang siapa bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (An-Namui, ayat 38-40)
Begitu pula dengan nabi Yusuf yang Allah tinggikan
bliau dengan ilmunya, yang mana nabi Yusuf memiliki ilmu dapat menakwilakan
mimpi sesorang dan nabi Yusuf memiliki kecerdasan dalam manajeme sehingga dengan
izin Allah nabi Yusuf dapat menyelamatkan mesir dari musim paceklik (musim
kemarau).
Seperti halnya raja Zulkarnai yang tersebut didalam
surah al-Kahfi, Allah juga meninggikan derajatnya, dengan izin Allah dia dapat
menguasai Masri ( daerah timur) dan Maghrib (daerah barat) karena…….
Bersambung……..
terispirasi dari khutbah Jum'at syaikh Ahmed Hilal Abdel Hayy di mesjid Jamik Al-Wustha, Jeulingke, Banda Aceh
0 komentar:
Posting Komentar