فَبِأَيِّ
آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ
Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?
Nikmat merupakan kata yang tak asing lagi diteliga
kita, akan tetapi masih banyak orang yang tidak mengetahui hakikat kenikmatan
yang telah diberikan sang khaliq kepadanya.
Apakah kita telah merenungi setiap detakan jantung
yang tak pernah berhenti memompa darah menuju ke seluruh tubuh ?, seandainya
lima detik saja dia berhenti berdetak, maka anda akan tergeletak kaku tanpa
bernyawa. Apakah kita telah mensyukuri nikmat yang ini ?, sedangkan banyak
diluar sana orang yang membutuhkan cangkokan jantung demi meperthankan setiap
detik kehidupan nya bersama orang-orang yang dikasihinya.
Dan sadarkah
kita ketika Allah SWT bertanya
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan ? (Q.S
Ar-Rahman)” apa yang harus kita jawab ?, apakahkah kita termasuk orang-orang
yang mendustakan nikmat-Nya, nauzubillahi
min zalik…
Sadar atau tidak sadar sebernya kita telah mendustakan nikmat Allah
yang telah diberikan kepada kita. Kita terlapau terlalaikan dengan gemerlapan
hidup didunia ini, terseret oleh arus media sosial yang tanpa sadar kita
melupakan panggilan Allah.
Tangan, jari-jari, mata, hidung, mulut, telinga,
lidah, bibir, kaki, perut, hati, dan akal pikiran, ayah, ibunda semuanya merupakan
nikmat yang diberikan oleh sang Rahman
(yang maha Pengasih) kepada ummat manusia, begitupula oksigen yang kita hirup
selama ini secara Cuma-Cuma tanpa tanpa harus kita membelnya, merupakan karunia
sang Rahim (yang maha Penyayang), bayangkan saja ketika Allah menahan oksigen
satu detik saja di dunia ini apa yang terjadi kepada seluruh makhluk ?. Akan tetapi kenapa kita masih enggan bersyukur dan beribadah kepada sang pemilik nikmat ?. Adakah jaminan esok hari nikmat tersebut masih kita rasakan ?.
Dikala anda terbangun dari tidur anda, tanyakan pada
diri anda, apakah semalam anda memohon kepada Allah untuk diberikan kehidupan
di esok hari ???, jika jawabannya tidak, maka Allah telah memberikan kehidupan
secara Cuma-Cuma kepada diri anda.
Jadi kenapa kita harus ingkar kepda-Nya, sedangkan
semua kerjaan dilangin dan dibumi merupan milik sang AL-MALIKUL (yang maha
Merajai) yang QUDDUS (yang maha Suci)
Sadarilah wahai saudara-saudaraku…
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَياةُ الدُّنْيا لَعِبٌ وَ لَهْوٌ وَ زينَةٌ وَ تَفاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَ تَكاثُرٌ فِي الْأَمْوالِ وَ الْأَوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ
نَباتُهُ ثُمَّ يَهيجُ فَتَراهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطاماً وَ فِي
الْآخِرَةِ عَذابٌ شَديدٌ وَ مَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَ رِضْوانٌ وَ مَا
الْحَياةُ الدُّنْيا إِلاَّ مَتاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid : 20)
Jagalah diri anda dari api neraka dan jangan biarkan
dunia ini menyeret anda untuk tidak bersyukur kepada Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar